Teknologi Biogas
Dari table rasio menunjukan angka tertinggi kandungan C/N adalah jenis kotoran sapi, berarti lebih optimal untuk menghasilkan biogas. Produktifitas biogas 1 M3 dihasilkan dari kotoran sapi 40 kg.
Manfaat
energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak
tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses
produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat
langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya
pertanian. Limbah
biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)
merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur
tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa
digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan
pada tanaman jagung, bawang merah, kandungan unsur hara pupuk organik, kandungan tinja manusia anatara 5 – 7 % N, 3 – 6 % P2O5, 1,00 - 2,50 % K2O, sedangkan kemih manusia terdapat kandunag hara antara 15,00 - 19,00 % N, 2,50 - 5,00 % P2O5, 3,00 - 2,50 K2O.
Biogas adalah energi yang dapat diperbarui ( renewable ). Dengan
adanya teknologi biogas ini diharapkan dapat mengurngai tergantungan
terhadap bahan kabar fosil, meningkatan sumber
daya manusia, melestarikan alam, dapat mendapatkan suatu profit untuk daerah pengembangan. Beberapa keuntungan dari biogas
- Biogas yang dihasilkan dalam 1 M3 setara dengan 0,4 kg minyak diesel, 0,8 liter bensin, 3,5 kayu bakar.
- Dengan 1 M3 biogas dapat menghasilkan 1,25 Kwh, dan menjalankan mesin 1 PK selama 2 jam.
- Setara dengan Elpiji 0,46 kg
- Minyak tanah 0,62 liter
- Minyak solar 0,52 liter
Biogas
memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk
penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan. Methana (CH4) yang
dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas
penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar
dibandingkan CO2. Pembakaran Methana pada Biogas mengubahnya menjadi CO2
sehingga mengurangi jumlah Methana di udara. Dengan lestarinya hutan,
maka akan menyebabkan CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan
yang menghasilkan Oksigen yang melawan efek rumah kaca, kotoran dari
biomass juga juga menghasilkan bakteri yang bersifat pathogen
mengakibatkan racun terhadap lingkungan ataupun manusia.
Manfaat biogas dalam bidang ekonomi, masyarakat keluarga-keluarga
yang menggunakan biogas sudah tidak membutuhkan pembelian bahan bakar
karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang
dipeliharanya. Bagi mereka yang biasanya mencari/memotong kayu bakar di
hutan kini waktunya bisa dipergunakan untuk kegiatan yang memberikan
nilai tambah ekonomis, dengan pekerjaan sambilan yang lain. Kotoran
manusia menjadi sangat berharga, lingkungan menjadi bersih dan
kesehatan menjadi lebih baik, Keluarga petani yang biasanya menggunakan
pupuk kimia untuk menanam, kini bisa menghemat biaya produksi
pertaniannya karena sudah tersedia pupuk organic dalam jumlah yang
memadai dan kualitas pupuk yang lebih baik. Dalam skala industri dapat
meningkatankan ( PAD ) pendapatan asli daerah dengan membayar
retribusi ke daerah, menekan subsidi negara terhadap kesedian bahan
bakar yang mencapai nilai trilyunan. Tidak kalah pentingnya energi
adalah salah satu factor dari ketahanan nasional selain pangan, krisis
bahan bakar motor yang terjadi dimana – mana dapat terkurangi dengan
adanya transportasi yang berbahan bakar gas. Untuk kebutuhan listrik
yang sedang terjadi pemadapan bergilir sekarang dapat ditekan dengan
mengbangun PLTU ( pemasangan generator sklala UKM ) untuk masyarakat
disekitar pengembangan. Bahan bakar untuk memasak yang biasanya di
pedesaan memakai bahan bakar kayu diambil dari hutan berakibat
kerusakan hutan dimana - mana, bencana longsor dan banjir tidak bisa
kita hindari lagi, sedangkan masyarakat di pingiran kota maupun di
pusat kota sekalipun kini dapat mengunakan bahan bakar altenatif dalam
memasak untuk kebutuhan keluarga masing - masing
Aspek Sosial - Kultural penerapan teknologi biogas. Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa merupakan suatu tantangan tersendiri akibat rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki. Terlebih lagi pada penerapan teknologi biogas, bahwa kotoran yang mereka anggap menjijikan sekarang beruba menjadi api dan sebagai sumber energi. Masyarakat dapat belajar penerapan teknologi secara langsung, mengubah pemikiran terhadap pentingannya teknologi dalam kehidupan sehari – hari, Dalam skala besar ( industri ) memberi peluang pekerjaan bagi masyarakat pedesaan yang melakukan teknologi biogas. Meningkatkan ekonomi dengan memberikan gaji perbulan bagi pekerja, selanjutnya masyarakat pedesaan tidak lagi perpikir untuk pergi ke kota dengan maksud mencari pekerjaan, menekan peningkatan urbanisasi yang menjadi masalah bersama.
Aspek Sosial - Kultural penerapan teknologi biogas. Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa merupakan suatu tantangan tersendiri akibat rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki. Terlebih lagi pada penerapan teknologi biogas, bahwa kotoran yang mereka anggap menjijikan sekarang beruba menjadi api dan sebagai sumber energi. Masyarakat dapat belajar penerapan teknologi secara langsung, mengubah pemikiran terhadap pentingannya teknologi dalam kehidupan sehari – hari, Dalam skala besar ( industri ) memberi peluang pekerjaan bagi masyarakat pedesaan yang melakukan teknologi biogas. Meningkatkan ekonomi dengan memberikan gaji perbulan bagi pekerja, selanjutnya masyarakat pedesaan tidak lagi perpikir untuk pergi ke kota dengan maksud mencari pekerjaan, menekan peningkatan urbanisasi yang menjadi masalah bersama.
Kandungan Biogas
Dari table dilihat hasil yang paling banyak adalah kandungan methan (
CH4 ), yang kemudian dimanfaatkan sabagai sumber energi dapat di
gunakan memasak, dalam skala besar untuk pengganti bahan bakar
pembangkit.
Rasio perbandingan karbon sangat berpengaruh terhadap optimalisasi
proses biogasperbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio
C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan
bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada
nilai rasio C/N sekitar 8-20. Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan
tertutup kedap udara (disebut Digester) sehingga bakteri anaerob akan
membusukkan bahan organik tersebut yang kemudian menghasilkan gas
(disebut Biogas). Biogas yang telah terkumpul di dalam digester
selanjutnya dialirkan melalui pipa penyalur gas menuju tabung penyimpan
gas atau langsung ke lokasi penggunaannya.
Dari table rasio menunjukan angka tertinggi kandungan C/N adalah jenis kotoran sapi, berarti lebih optimal untuk menghasilkan biogas. Produktifitas biogas 1 M3 dihasilkan dari kotoran sapi 40 kg.
Diagram Proses Biogas
Kotoran ternak sebagai raw
material dalam proses dicampur dengan air dengan perbandingan 1 : 1, di
fermentasi ( di tambah mikroba ) selama kurang lebih 14 hari. Gas
yang terbentuk akan di tampung dalam reaktor yang kemudian dapat di
gunakan sebagai bahan bakar ( kompor ). Kapasitas gas yang terbentuk di
pengaruhi oleh banyak dan sedikitnya input, dan berpengaruh juga
terhadap reaktor pengolahan biogas. Dalam Proses ini bersifat
anaerobic, otomatis reaktor fermentasi tidak boleh ada gas dari luar
masuk.
Dari
prototype di atas mari kita mencoba untuk menciptakan dan melaksanakan
inovasi teknologi pengolahan kotoran ternak ( sapi ) menjadi biogas,
untuk diri sendiri dan masyarakat sekeliling kita.
0 komentar:
Posting Komentar