Salah satu faktor penting yang sangat
menentukan keberhasilan budidaya ikan dalam kolam adalah konstruksi
kolam ikan itu sendiri. Di Thailand, sebagai negara yang sektor
perikanannya maju, keberhasilan budidaya ikan dalam kolam tidak lain
karena konstruksi pembuatan kolam dibuat menurut kaidah yang benar.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan kedua kolam tersebut tidak banyak berbeda, kecuali alat-alat yang biasa digunakan oleh tukang batu, misalnya cetok, penggosok dinding (lepan), dan sebagainya untuk kolam permanen.
Kolam ikan dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu menggali tanah dan membuat tanggul. Kedua cara pembuatan kolam ini hanya dibedakan oleh urutan kerjanya. Secara garis besar, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan penggalian atau penanggulan (membangun tanggul/pematang), serta pemasangan dan pembuatan bagian-bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, caren, saringan, dll.
Untuk mempermudah pembuatan konstruksi, keadaan lingkungan lahan calon lokasi kolam sebaiknya digambar dalam bentuk sketsa. Dalam sketsa ini dijelaskan letak sumber air, kemiringan lahan, dan macam tumbuhan atau batuan yang ada. Kemiringan lahan diukur dengan selang plastik yang diisi air. Pengukuran ini dilakukan oleh 2 orang. Seorang memegang ujung selang yang satu, sementara lainnya memegang ujung yang lain. Rentangkan selang dan masing-masing ketinggian air pada kedua sisi diukur dari batas permukaan tanah. Selisih antara ujung yang satu dengan ujung lainnya adalah besarnya kemiringan lahan. Ulangi lagi pengukuran di tempat berbeda. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah kemiringan rata-rata yang diperoleh dengan membagi hasil pengukuran di masing-masing tempat.
Macam tumbuhan dan batuan yang teramati akan berguna sebagai informasi pelengkap untuk memutuskan apakah tumbuhan yang ada akan ditebang atau dibiarkan hidup, apakah batu-batu yang ada akan dipecah atau disingkirkan dan dimanfaatkan sebagai penguat pematang. Informasi lain yang perlu dicatat adalah kondisi sumber air, termasuk macamnya, misalnya sungai, parit, mata air atau saluran irigasi yang diperlukan untuk menentukan letak pintu pemasukan dan pembuangan air.
Tanggul kolam dapat dibuat permanen menggunakan semen. Tanggul ini kuat, tetapi memerlukan biaya cukup besar. Tanggul juga dapat dibuat dari tanah galian yang dipadatkan, tetapi mudah bocor karena dibobol oleh perusak tanggul, misal kepiting, tikus, dll. Tanggul dari tanah bisa dibuat padat dan kuat asalkan tanah yang digunakan sesuai dan proses pelumatan serta penimbunannya dikerjakan secara sempurna..
Kekuatan tanggul berkaitan dengan jenis tanah yang digunakan dan besar-kecilnya ukuran. Semakin besar ukuran tanggul, semakin kuat pula ketahanannya. Tetapi tanggul yang terlalu besar akan membutuhkan lahan yang luas sehingga mengurangi efektivitas penggunaan lahan. Untuk itu, ukuran tanggul harus dibuat sesuai dengan bentuk dan berdasarkan jenis tanah serta luas kolamnya
Membuat tanggul kolam memerlukan keterampilan khusus. Sebelum mengawali pekerjaan lihatlah gambar konstruksi yang telah dibuat untuk menentukan bagian tanah mana yang harus digali dan di mana tanah galiannya harus ditimbun sebagai tanggul, bagian mana yang harus ditimbun dan dari mana tanah diambilkan. Berapa kedalaman tanah harus digali dan berapa tinggi dan lebar tanggul harus ditimbun. Untuk lebih jelasnya, ikuti beberapa contoh pembuatan tanggul kolam ikan berikut ini.
Penyumbatan tanggul dapat dilakukan secara bertahap. Selesai penyumbatan dasar setinggi 50 cm biarkan beberapa lama agar tanahnya mengering dan mengeras. Apabila telah mengering, sumbatkan lagi tanah liat berpasir di atasnya setinggi 25 cm dan lebar sepertiga bagian dari lebar tanggul. Selesai menimbun sumbatan tanggul, lakukan penimbunan tanah di kedua sisinya setinggi 25 cm pula dan lebarnya sesuai dengan tebal tanggul. Demikian seterusnya sehingga lapisan tanah yang terbuat seperti tampak dalam
Tanggul kolam dapat diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata yang dipasang dengan campuran semen dan pasir. Penguat ini biasanya dipasang pada sisi dalam tanggul yang langsung menahan tekanan dan erosi air kolam. Tanggul yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata tidak perlu disumbat dengan tanah liat berpasir. Setelah tanggul selesai dibangun, penguat dapat segera dipasang tanpa harus menunggu hingga tanggul tanah mengering dan kuat. Tanggul kolam yang diperkuat dengan pasangan batu atau batu bata, tidak perlu harus dibuat menurut aturan pembuatan tanggul seperti dijelaskan di atas. Sebab, pasangan batu atau batu bata cukup kokoh.
Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal atau lebar tanggul penguat tergantung pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC yang digunakan semakin kuat, akan tetapi biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material untuk membuat penguat tanggul dengan luas kolam 1000 m2 dapat dilihat pada
Dalam pembuatan penguat ini, dasar penguat tanggul dipasang 20 cm di bawah permukaan dasar kolam.
Untuk penguat yang menggunakan batu atau pecahan batu, permukaan yang halus diatur sedemikian rupa sehingga dinding bagian dalam yang tidak tertimbun tanah tampak rata. Selain agar dinding kolam tampak rapi, juga akan mempermudah pengelolaan kolam ikan.
Memasang batu harus mempertimbangkan susunan yang saling memperkuat posisi tiap-tiap batu. Batu yang satu harus berseberangan dengan batu lainnya, sehingga susunannya tidal sejajar ke atas ataupun ke samping.
Jika batu sulit diperoleh dapat diganti dengan batu bata, dengan risiko kolam agak rembes. Untuk mengatasinya dapat menggunakan campuran semen dan pasir dengan perbandingan misalnya semen = 1 dan pasir = 5. Pemasangannya sama seperti pada susunan penguat batu, sehingga dari depan atau samping satu sama lain tampak saling bertautan. Posisi batu bata demikian memiliki kekuatan merata pada permukaan dinding setelah kolam diisi air.
Kolam yang suplai airnya terbatas, tanggul sebaiknya diperkuat dengan pasangan batu. Untuk memperkecil perembesan, selain campuran semennya diperbanyak, sisi dalam dinding penguat dapat diplester.
Kolam ikan perlu diberi pintu-pintu air untuk mempermudah pengelolaan air kolam. Pintu air ada 2 macam, yaitu pintu pemasukan dan pintu pengeluaran (pembuangan). Masing-masing berfungsi sebagai pengatur air yang masuk dan air yang keluar. Tanggul kolam ikan yang tidak diperkuat dengan pasangan batu atau batu bata sebaiknya dipasang pintu air yang terbuat dan pipa PVC atau potongan bambu. Pemasangan pintu pemasukan pada tanggul ini cukup dengan membenamkan bagian tengah pipa PVC atau bambu ke dalam tanggul sehingga kedua ujungnya terbuka. Posisi bambu atau pipa PVC mendatar sejajar dengan permukaan tanggul. Salah satu ujung mencuat di atas permukaan kolam dan ujung lainnya mencuat pada sumber atau saluran air.
Pemasangan pintu pengeluaran dan bambu tidak berbeda dengan pintu pemasukan, tetapi posisinya dibuat miring ke arah dasar kolam. Untuk memudahkan pada saat panen, kolam ikan dengan pintu pengeluaran model ini perlu dilengkapi dengan pintu atau saluran pengurasan yang dibuat dari bahan yang sama tetapi dipasang di bawah pintu pengeluaran. Posisi pintu pengurasan ini mendatar sejajar dengan permukaan dasar kolam.
Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung dengan pipa siku dan disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L. Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung luar pipa pengeluaran air ini posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai dengan yang dikehendaki.
Jumlah dan ukuran pintu pengeluaran air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah dan ukuran pintu ini sama dengan jumlah pintu pemasukan. Biasanya kolam yang cukup luas mempunyai dua buah atau lebih pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Letak pintu air ini disesuaikan pula dengan bentuk kolam dan letak sumber air ataupun saluran pembuangan. Letak pintu pemasukan dan pembuangan air yang ideal adalah bersilangan. Bila pintu masuk terletak pada bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian belakang sisi kiri.
Pintu pemasukan air pada tanggul kolam ikan permanen dibuat bersekat menggunakan jeruji besi berlapis. Pintu ini merupakan cekungan pada tanggul sebagai jalan masuknya air. Jeruji besi dipasang berjajar mencuat ke permukaan, agar dapat menahan sampah dan kotoran lain yang terbawa aliran air. Pada saat permukaan air di kolam sama tingginya dengan permukaan pintu pemasukan, saringan jeruji ini akan berfungsi sebagai perangkap ikan yang akan meloloskan diri.
Jeruji besi dapat diganti dengan kawat yang dianyam dan diberi bingkai bambu sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok pada sisi dalam cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini dipasang pada sisi tegak dan masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan. Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.
Pintu air lain adalah model monik, yang telah banyak digunakan dan memasyarakat. Pintu air model ini dapat berfungsi sebagai pintu pemasukan, pintu pembuangan, dan sekaligus pintu pengurasan yang dapat digunakan pada tanggul permanen maupun non-permanen (tanggul tanah).
Pintu air model ini dibuat secara permanen dari pasangan batu Bata, dan bangunan utamanya dibuat mirip dengan pintu pemasukan pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, yang berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air yang masuk maupun yang keluar dapat diatur. Demikian Pula ketika pengurasan kolam untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup dengan melepas papan-papan penyekatnya saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.
Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul.
Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah yang mengotori kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang pada bagian atas dari pintu air yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu atau pipa PVC, saringannya dipasang pada bagian depan sesuai dengan arah aliran air.
Caren atau kemalir adalah parit yang berada di dalam kolam, yang pembuatannya termasuk dalam rangkaian pekerjaan penggalian tanah. Fungsi caren adalah untuk mempermudah penangkapan ikan ketika panen sekaligus tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam. Banyak petani ikan belum paham akan fungsi caren, sehingga terkadang dibuat secara sembarangan. Bahkan banyak ahli perikanan yang beranggapan bahwa fungsi caren sekedar untuk mempermudah penangkapan ikan ketika panen.
Bentuk dan ukuran caren harus disesuaikan dengan bentuk dan luas kolam. Caren adalah penyambung fungsi pintu pemasukan dan pembuangan. Salah satu ujung parit berfungsi sebagai muara pintu pemasukan dan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Untuk mempermudah pembuatan caren perlu dibuatkan gambar konstruksi dahulu.
Pada kolam yang luas, jumlah caren disesuaikan dengan jumlah pintu pemasukan. Kolam dengan 1 buah pintu pemasukan memerlukan 1 atau 2 buah caren dan sebaliknya. Sedangkan ukuran Caren menurut luas kolam dapat dilihat di bawah ini :
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN KOLAM IKAN
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kolam tanah (non-permanen) dapat dicukupi dari sekitar lahan yang akan dibangun. Sedangkan untuk membuat kolam permanen (kolam semen) dibutuhkan bahan-bahan lain yang terdiri dan semen atau PC (portland cement), pasir, batu, kapur, dan sebagainya.Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan kedua kolam tersebut tidak banyak berbeda, kecuali alat-alat yang biasa digunakan oleh tukang batu, misalnya cetok, penggosok dinding (lepan), dan sebagainya untuk kolam permanen.
1. Bahan Pembuatan Kolam Ikan
- Semen (PC), pasir, batu kali, dan kapur sebagai bahan campuran material pembuatan kolam permanen. Penggunaan kapur untuk membuat kolam permanen akan mengurangi kekuatannya, tetapi diperlukan untuk mempercepat tumbuhnya lumut pada dinding kolam yang merupakan faktor penting untuk pemeliharaan ikan.
- Anyaman kawat atau bambu untuk saringan air.
- Pipa PVC atau bambu untuk pintu pengeluaran dan pintu pemasukan air.
- Papan kayu untuk pintu air model monik.
- Bilah bambu untuk tiang pancang (patok) benang pemandu, pembatas bentuk, dan ukuran setiap bagian kolam.
- Benang sebagai pemandu ukuran dan bentuk bagian-bagian kolam.
- Pensil dan alat tulis lain untuk membuat gambar sket, dan mencatat ukuran-ukuran serta ketentuan lain yang diperlukan.
2. Alat Pembuatan Kolam Ikan
- Cangkul, untuk menggali, melumatkan dan mencampur tanah atau material (berupa campuran semen, pasir dan sebagainya), menanggul dan menembok.
- Selang plastik, untuk mengetahui kemiringan kolam dan bagian-bagian lain. Alat ini setelah diisi air digunakan sebagai pengatur letak patok dan posisi benang sehingga ukuran setiap bagian kolam serasi atau sama.
- Linggis, untuk menggali tanah padas yang keras.
- Palu untuk menancapkan patok.
- Cetok untuk menembok dan memoles adonan material kolam permanen.
- Penggosok (lepan), untuk memoles lapisan semen dan kapur.
- Saringan pasir dari anyaman bambu atau kawat yang dilengkapi dengan bingkai dan penyangga untuk menyaring pasir.
- Meteran atau teodolith, untuk mengukur.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN KOLAM
Luas lahan yang akan dibuat kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.Kolam ikan dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu menggali tanah dan membuat tanggul. Kedua cara pembuatan kolam ini hanya dibedakan oleh urutan kerjanya. Secara garis besar, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan penggalian atau penanggulan (membangun tanggul/pematang), serta pemasangan dan pembuatan bagian-bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, caren, saringan, dll.
1. Pengamatan Letak Lahan Kolam
Pekerjaan pokok pengamatan letak lahan kolam adalah mengetahui luas dan jenis tanah serta keadaan lingkungan sekitarnya, yaitu letak sumber air dan posisi saluran pembuangan. Kepastian ukuran luas lahan dapat menggunakan meteran biasa atau menggunakan alat bantu lain, misalnya teodolith. Untuk menentukan jenis tanah secara praktis, ambillah sebagian tanah lapisan atas (top soil) dan tanah lapisan bawah, kemudian masing-masing dilumatkan dalam air. Setelah lembek, ambil dalam genggaman tangan dan tekan sekuatnya. Jenis tanah liat dan gembur akan meninggalkan sedikit sisa pasir yang melekat di telapak tangan. Sedangkan tanah berpasir akan meninggalkan gumpalan pasir cukup banyak. Tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.Untuk mempermudah pembuatan konstruksi, keadaan lingkungan lahan calon lokasi kolam sebaiknya digambar dalam bentuk sketsa. Dalam sketsa ini dijelaskan letak sumber air, kemiringan lahan, dan macam tumbuhan atau batuan yang ada. Kemiringan lahan diukur dengan selang plastik yang diisi air. Pengukuran ini dilakukan oleh 2 orang. Seorang memegang ujung selang yang satu, sementara lainnya memegang ujung yang lain. Rentangkan selang dan masing-masing ketinggian air pada kedua sisi diukur dari batas permukaan tanah. Selisih antara ujung yang satu dengan ujung lainnya adalah besarnya kemiringan lahan. Ulangi lagi pengukuran di tempat berbeda. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah kemiringan rata-rata yang diperoleh dengan membagi hasil pengukuran di masing-masing tempat.
Macam tumbuhan dan batuan yang teramati akan berguna sebagai informasi pelengkap untuk memutuskan apakah tumbuhan yang ada akan ditebang atau dibiarkan hidup, apakah batu-batu yang ada akan dipecah atau disingkirkan dan dimanfaatkan sebagai penguat pematang. Informasi lain yang perlu dicatat adalah kondisi sumber air, termasuk macamnya, misalnya sungai, parit, mata air atau saluran irigasi yang diperlukan untuk menentukan letak pintu pemasukan dan pembuangan air.
2. Pembuatan Gambar Skema Konstruksi Kolam Ikan
Setelah pengamatan lokasi selesai, buatlah gambar (skema) konstruksi kolam menurut ukuran dan luas lahan yang tersedia. Gambar setiap bagian kolam harus jelas letaknya dan ukurannya. Selain dibuat gambar konstruksi lengkap, juga dibuat gambar konstruksi setiap bagian, termasuk letak semua perlengkapan kolam. Di bawah ini adalah salah satu contoh gambar skema konstruksi yang harus dibuat untuk membuat kolam ikan.Pembuatan gambar konstruksi pintu air kolam ikan, meliputi:
- Pintu pemasukan air.
- Pintu pembuangan atau pengeluaran air dari pipa PVC atau bambu.
- Pintu pembuangan atau pengeluaran air model monik.
- Pintu pembuangan air dari bambu atau pipa PVC siku atau model “L”.
3. Membangun Pematang atau Tanggul Kolam Ikan
Pekerjaan utama pembuatan kolam ikan adalah membangun pematang atau tanggul. Tanggul kolam tidak boleh dibuat sembarangan, sebab keamanan ikan yang dipelihara tergantung pada kekuatan tanggul dalam menahan tekanan air. Jika tanggul bocor, apalagi sampai ambrol, maka seluruh isi kolam akan tumpah keluar, termasuk ikan-ikan yang dipelihara.Tanggul kolam dapat dibuat permanen menggunakan semen. Tanggul ini kuat, tetapi memerlukan biaya cukup besar. Tanggul juga dapat dibuat dari tanah galian yang dipadatkan, tetapi mudah bocor karena dibobol oleh perusak tanggul, misal kepiting, tikus, dll. Tanggul dari tanah bisa dibuat padat dan kuat asalkan tanah yang digunakan sesuai dan proses pelumatan serta penimbunannya dikerjakan secara sempurna..
Kekuatan tanggul berkaitan dengan jenis tanah yang digunakan dan besar-kecilnya ukuran. Semakin besar ukuran tanggul, semakin kuat pula ketahanannya. Tetapi tanggul yang terlalu besar akan membutuhkan lahan yang luas sehingga mengurangi efektivitas penggunaan lahan. Untuk itu, ukuran tanggul harus dibuat sesuai dengan bentuk dan berdasarkan jenis tanah serta luas kolamnya
Membuat tanggul kolam memerlukan keterampilan khusus. Sebelum mengawali pekerjaan lihatlah gambar konstruksi yang telah dibuat untuk menentukan bagian tanah mana yang harus digali dan di mana tanah galiannya harus ditimbun sebagai tanggul, bagian mana yang harus ditimbun dan dari mana tanah diambilkan. Berapa kedalaman tanah harus digali dan berapa tinggi dan lebar tanggul harus ditimbun. Untuk lebih jelasnya, ikuti beberapa contoh pembuatan tanggul kolam ikan berikut ini.
a. Pembuatan tanggul kolam ikan pada lahan miring
Pada contoh ini, cukup dibuat tanggul pada salah satu sisi kolam. Tanggul ini dibuat dari timbunan tanah yang berasal dan sisi calon kolam ikan atau lahan yang lebih tinggi.b. Pembuatan tanggul kolam ikan pada lahan agak miring
Pada contoh ini, tanggul dibangun dengan lapisan tanah permukaan dengan cara penimbunan dari setiap sisi lahan. Sisi lahan yang lebih rendah memperoleh timbunan tanah lebih banyak dibanding sisi lahan yang lebih tinggi. Misalnya, dua bagian dari tanah yang akan dijadikan kolam diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih rendah, sedangkan satu bagiannya diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih tinggi.c. Pembuatan tanggul kolam ikan pada lahan datar
Pada contoh ini, tanggul dibangun dan penimbunan tanah pada masing-masing sisi. Pembagian tanah timbunan pada masing-masing sisi kira-kira sama.Membuat sumbatan pada pembuatan kolam ikan
Agar tanggul tanah lebih kuat, maka pada waktu pembuatannya perlu dicampurkan atau disumbatkan tanah liat berpasir yang telah dilumatkan. Penyumbatan dilakukan bersamaan dengan waktu membuat tanggul atau setelah tanggul selesai dibangun. Pembuatan sumbatan dilakukan secara berselang-seling. Sebelum tempat (lokasi) tanggul ditimbuni tanah, terlebih dahulu digali sedalam 0,25 m. Lebar galian ini, disesuaikan dengan lebar tanggul yang dibangun di atasnya. Pada galian ini masukkan lumatan (jawa = jledrogan) tanah liat berpasir setinggi 50 cm dari permukaan dasar galian. Di atas timbunan, tambahkan lumatan tanah liat berpasir di bagian tengahnya sekitar sepertiga bagian dari rencana tebal atau lebar tanggul. Tinggi sumbatan kira-kira sebatas permukaan air kolam yang direncanakan.Penyumbatan tanggul dapat dilakukan secara bertahap. Selesai penyumbatan dasar setinggi 50 cm biarkan beberapa lama agar tanahnya mengering dan mengeras. Apabila telah mengering, sumbatkan lagi tanah liat berpasir di atasnya setinggi 25 cm dan lebar sepertiga bagian dari lebar tanggul. Selesai menimbun sumbatan tanggul, lakukan penimbunan tanah di kedua sisinya setinggi 25 cm pula dan lebarnya sesuai dengan tebal tanggul. Demikian seterusnya sehingga lapisan tanah yang terbuat seperti tampak dalam
Tanggul kolam dapat diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata yang dipasang dengan campuran semen dan pasir. Penguat ini biasanya dipasang pada sisi dalam tanggul yang langsung menahan tekanan dan erosi air kolam. Tanggul yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata tidak perlu disumbat dengan tanah liat berpasir. Setelah tanggul selesai dibangun, penguat dapat segera dipasang tanpa harus menunggu hingga tanggul tanah mengering dan kuat. Tanggul kolam yang diperkuat dengan pasangan batu atau batu bata, tidak perlu harus dibuat menurut aturan pembuatan tanggul seperti dijelaskan di atas. Sebab, pasangan batu atau batu bata cukup kokoh.
Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal atau lebar tanggul penguat tergantung pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC yang digunakan semakin kuat, akan tetapi biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material untuk membuat penguat tanggul dengan luas kolam 1000 m2 dapat dilihat pada
Dalam pembuatan penguat ini, dasar penguat tanggul dipasang 20 cm di bawah permukaan dasar kolam.
Untuk penguat yang menggunakan batu atau pecahan batu, permukaan yang halus diatur sedemikian rupa sehingga dinding bagian dalam yang tidak tertimbun tanah tampak rata. Selain agar dinding kolam tampak rapi, juga akan mempermudah pengelolaan kolam ikan.
Memasang batu harus mempertimbangkan susunan yang saling memperkuat posisi tiap-tiap batu. Batu yang satu harus berseberangan dengan batu lainnya, sehingga susunannya tidal sejajar ke atas ataupun ke samping.
Jika batu sulit diperoleh dapat diganti dengan batu bata, dengan risiko kolam agak rembes. Untuk mengatasinya dapat menggunakan campuran semen dan pasir dengan perbandingan misalnya semen = 1 dan pasir = 5. Pemasangannya sama seperti pada susunan penguat batu, sehingga dari depan atau samping satu sama lain tampak saling bertautan. Posisi batu bata demikian memiliki kekuatan merata pada permukaan dinding setelah kolam diisi air.
Kolam yang suplai airnya terbatas, tanggul sebaiknya diperkuat dengan pasangan batu. Untuk memperkecil perembesan, selain campuran semennya diperbanyak, sisi dalam dinding penguat dapat diplester.
4. Pembuatan dan Pemasangan Perlengkapan Kolam Ikan
Pembuatan dan pemasangan perlengkapan kolam ikan dilakukan bersamaan dengan pembuatan tanggul. Pembuatan pintu air, yang merupakan kesatuan dari tanggul kolam, dapat dikerjakan sebelum tanggul kolam selesai dibangun. Pembuatan pintu air kolam ikan ini dapat pula dikerjakan bersamaan atau sesudah pembuatan tanggul selesai. Tetapi agar lebih jelas dan terinci, sengaja akan diuraikan secara terpisah.Kolam ikan perlu diberi pintu-pintu air untuk mempermudah pengelolaan air kolam. Pintu air ada 2 macam, yaitu pintu pemasukan dan pintu pengeluaran (pembuangan). Masing-masing berfungsi sebagai pengatur air yang masuk dan air yang keluar. Tanggul kolam ikan yang tidak diperkuat dengan pasangan batu atau batu bata sebaiknya dipasang pintu air yang terbuat dan pipa PVC atau potongan bambu. Pemasangan pintu pemasukan pada tanggul ini cukup dengan membenamkan bagian tengah pipa PVC atau bambu ke dalam tanggul sehingga kedua ujungnya terbuka. Posisi bambu atau pipa PVC mendatar sejajar dengan permukaan tanggul. Salah satu ujung mencuat di atas permukaan kolam dan ujung lainnya mencuat pada sumber atau saluran air.
Pemasangan pintu pengeluaran dan bambu tidak berbeda dengan pintu pemasukan, tetapi posisinya dibuat miring ke arah dasar kolam. Untuk memudahkan pada saat panen, kolam ikan dengan pintu pengeluaran model ini perlu dilengkapi dengan pintu atau saluran pengurasan yang dibuat dari bahan yang sama tetapi dipasang di bawah pintu pengeluaran. Posisi pintu pengurasan ini mendatar sejajar dengan permukaan dasar kolam.
Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung dengan pipa siku dan disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L. Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung luar pipa pengeluaran air ini posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai dengan yang dikehendaki.
Jumlah dan ukuran pintu pengeluaran air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah dan ukuran pintu ini sama dengan jumlah pintu pemasukan. Biasanya kolam yang cukup luas mempunyai dua buah atau lebih pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Letak pintu air ini disesuaikan pula dengan bentuk kolam dan letak sumber air ataupun saluran pembuangan. Letak pintu pemasukan dan pembuangan air yang ideal adalah bersilangan. Bila pintu masuk terletak pada bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian belakang sisi kiri.
Pintu pemasukan air pada tanggul kolam ikan permanen dibuat bersekat menggunakan jeruji besi berlapis. Pintu ini merupakan cekungan pada tanggul sebagai jalan masuknya air. Jeruji besi dipasang berjajar mencuat ke permukaan, agar dapat menahan sampah dan kotoran lain yang terbawa aliran air. Pada saat permukaan air di kolam sama tingginya dengan permukaan pintu pemasukan, saringan jeruji ini akan berfungsi sebagai perangkap ikan yang akan meloloskan diri.
Jeruji besi dapat diganti dengan kawat yang dianyam dan diberi bingkai bambu sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok pada sisi dalam cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini dipasang pada sisi tegak dan masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan. Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.
Pintu air lain adalah model monik, yang telah banyak digunakan dan memasyarakat. Pintu air model ini dapat berfungsi sebagai pintu pemasukan, pintu pembuangan, dan sekaligus pintu pengurasan yang dapat digunakan pada tanggul permanen maupun non-permanen (tanggul tanah).
Pintu air model ini dibuat secara permanen dari pasangan batu Bata, dan bangunan utamanya dibuat mirip dengan pintu pemasukan pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, yang berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air yang masuk maupun yang keluar dapat diatur. Demikian Pula ketika pengurasan kolam untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup dengan melepas papan-papan penyekatnya saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.
Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul.
Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah yang mengotori kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang pada bagian atas dari pintu air yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu atau pipa PVC, saringannya dipasang pada bagian depan sesuai dengan arah aliran air.
Caren atau kemalir adalah parit yang berada di dalam kolam, yang pembuatannya termasuk dalam rangkaian pekerjaan penggalian tanah. Fungsi caren adalah untuk mempermudah penangkapan ikan ketika panen sekaligus tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam. Banyak petani ikan belum paham akan fungsi caren, sehingga terkadang dibuat secara sembarangan. Bahkan banyak ahli perikanan yang beranggapan bahwa fungsi caren sekedar untuk mempermudah penangkapan ikan ketika panen.
Bentuk dan ukuran caren harus disesuaikan dengan bentuk dan luas kolam. Caren adalah penyambung fungsi pintu pemasukan dan pembuangan. Salah satu ujung parit berfungsi sebagai muara pintu pemasukan dan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Untuk mempermudah pembuatan caren perlu dibuatkan gambar konstruksi dahulu.
Pada kolam yang luas, jumlah caren disesuaikan dengan jumlah pintu pemasukan. Kolam dengan 1 buah pintu pemasukan memerlukan 1 atau 2 buah caren dan sebaliknya. Sedangkan ukuran Caren menurut luas kolam dapat dilihat di bawah ini :
- Luas kolam 100 m², luas caren yang ideal adalah 5 m²
- Luas kolam 1.000 m², luas caren yang ideal adalah 75 m²
- Luas kolam 10.000 m², luas caren yang ideal adalah 1.000 m²
0 komentar:
Posting Komentar