Kambing Penggemukan

USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN

1. Pilihan Teknologi Usaha Ternak Kambing Penggemukan
Usaha ternak kambing penggemukan di Indonesia biasanya dilakukan petani ternak kambing dengan cara sederhana. Pada umumnya petani ternak kambing dalam melakukan usaha penggemukan dengan cara membeli cempe usia pasca sapih yang berkelamin jantan yang beratnya 9-10 kg. Kemudian dipelihara dan dibesarkan selama 7 sampai 10 bulan dan dijual sesudah mencapai berat badan 20-30 kg.


Praktik-praktik usaha ternak kambing penggemukan di Indonesia memang belum merupakan usaha yang teratur. Para petani ternak kambing dalam melakukan penggemukan caranya masih bervariasi. Misalnya kambing sejak pukul 9.00 pagi sampai pukul 16.00 sore dibiarkan merumput di lapangan penggembalaan dan sore hari sepulang dari merumput diberi makanan penguat berupa campuran bekatul dan ubi kayu yang diparut, dibuat bubur atau direndam air mendidih. Cara lainnya adalah kambing dikandangkan terus-menerus, diberi hijauan pakan sebanyak-banyaknya dan diberi makanan penguat yang berkualitas.

Pada dasarnya usaha ternak kambing penggemukan dapat dilakukan dengan tiga pilihan teknologi. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan petani ternak kambing di daerahnya dan persediaan bahan makanan yang ada, serta musim. Ketiga pilihan teknologi usaha ternak kambing penggemukan tersebut adalah:

a. Pasture fattening
Pasture fattening merupakan cara ternak kambing penggemukan yang dilakukan dengan jalan menggembalakan di padang penggembalaan yang luas. Rumput padang penggembalaan harus memiliki kualitas yang baik dan biasanya merupakan rumput campuran dengan leguminosa (kacang-kacangan). Meskipun kambing yang digemukkan tidak diberi makanan penguat, zat-zat makanan yang diperoleh kambing sudah cukup terpenuhi. Usaha ternak kambing penggemukan dengan cara ini hanya dapat diakukan di daerah-daerah yang mempunyai padang penggembalaan yang luas dengan kualitas rumput yang baik.

Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing jantan yang sudah berusia 5-6 bulan, karena pada usia tersebut fungsi rumennya sudah cukup sempurna. Lama penggemukan biasanya sekitar 6-9 bulan.

b. Dry lot fattening
Dry lot fattening merupakan cara ternak kambing penggemukan yang dilakukan dengan jalan pemberian makanan dengan mempergunakan makanan penguat dari biji-bijian seperti jagung, kacang-kacangan dll. usaha ternak kambing dengan cara ini dalam prakteknya di Indonesia sangat sulit diterapkan, sebab biaya makanan penggemukan relatif mahal. Tetapi keuntungan yang diperoleh adalah kambing yang digemukkan dengan makanan biji-bijian akan memiliki nilai karkas yang baik dan berkualitas tinggi. Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing usia pasca sapih usia 3 bulan; lamanya penggemukan sekitar 3-5 bulan.

c. Kombinasi Dry lot fattening dan Pasture fattening
Kombinasi dry lot dan pasture fattening merupakan cara ternak kambing penggemukan yang dilakukan untuk peternakan kambing di lingkungan panas dan lembab, seperti Indonesia. Selain sangat cocok diterapkan di Indonesia, cara ini relatif lebih murah daripada cara dry lot fattening yang memerlukan biaya makanan yang tinggi.
Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing jantan berusia 5-6 bulan. Lama penggemukan biasanya sekitar 6-9 bulan.


2. Kastrasi Dalam Usaha Ternak Kambing Penggemukan
Kambing jantan yang akan digemukkan sebaiknya dilakukan kastrasi lebih dahulu, sehingga memungkinkan diperoleh nilai karkas daging yang kualitasnya baik dan pertambahan berat kambing lebih optimal.

a. Kastrasi tertutup
Kastrasi tertutup adalah kastrasi yang dilakukan dengan cara mengikat saluran yang menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati karena tidak memperoleh zat-zat makanan. Hal ini dapat pula dilakukan dengan jalan memberikan zat kimia yang dapat mematikan sel-sel jantan atau betina dengan jalan injeksi.

Pelaksanaan kastrasi tertutup:

    Dengan menggunakan obat-obatan atau preparat hormon tertentu yang biasanya berbentuk tablet kecil. Dengan alat khusus, preparat hormon ini dimasukkan di bawah kulit kambing yang dikastrasi. Cara ini umumnya kurang disenangi, karena biayanya terlalu mahal, sehingga kurang ekonomis.
    Dengan dijepit atau diikat dengan gelang karet (elastrator). Tujuannya adalah agar pembuluh darah dan saluran sperma menjadi tertutup. Dengan cara ini testes menjadi tidak aktif dan lama-kelamaan akan mati karena adanya penyumbatan pembuluh darah dan testes tidak memperoleh suplai darah lagi.

    Cara kerja alat ini, antara lain:
        Testes secara perlahan-lahan diputuskan oleh kekuatan penjepit suatu cincin karet. Cincin karet yang digunakan untuk kastrasi dapat dibeli di toko yang menjual peralatan peternakan.
        Alat untuk memasang cincin karet dinamakan tang penguak atau elastrator, yaitu untuk menguak cincin karet yang lubangnya kecil untuk dapat melewati buah zakar (testes) dengan menempatkan cincin pada pangkalnya.

        Cara pemasangan:
            Bersihkan dahulu pangkal scrontum dengan alkohol atau diolesi dengan jodium tinctur.
            Pasang elastrator pada tang penguak, dan kuaklah elastrator itu.
            Kemudian masukkan gelang karet yang telah dikuakkan tadi sampai pada pangkal scrontum.
            Setelah sampai pada pangkal scrontum cincin karet ini dilepaskan agar menjepit secara perlahan-lahan pada pangkal scrontum sampai putus sendiri.
            Scrontum yang terjepit akan terikat erat oleh gelang karet dan mengering lepas dalam waktu 2-3 minggu.
    Cara ini adalah cara yang paling mudah dipraktikkan oleh petani-ternak, selain aman dan sangat populer diterapkan untuk kastrasi kambing usia cempe. Kambing yang dikastrasi dengan gelang karet tidak akan mengalami gangguan. Ia tetap segar, nafsu makan baik dan tidak merasa adanya gelang karet yang dipasang pada scrontumnya.
    Menggunakan tang Burdizo dengan cara sebagai berikut:
        Tarik kedua testes sampai pangkalnya kelihatan agak panjang; beri alkohol atau jodium tinctur.
        Temukan kedua saluran dari kedua testes dan jepit satu demi satu. Penjepitan sekaligus adakalanya dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
        Penjepitan dilakukan kuat-kuat sampai tang berbunyi "krek", kemudian penjepit itu didiamkan beberapa menit hingga scrontum terasa agak dingin, warnanya kebiru-biruan. Setelah itu penjepit dilepaskan.
    Kadang-kadang penjepit ini tidak tepat atau tidak sempuma, sehingga hasil kastrasi kurang memuaskan. Jika terjadi hal tersebut, maka perlu diulang.

    Kastrasi dengan tang burdizo lebih sempurna hasilnya jika dilakukan pada kambing yang telah dewasa. Setelah kastrasi dilakukan dengan baik, maka testes makin lama makin mengecil dan hilang di dalam kantong testes. Dengan cara demikian sifat kejantanan menjadi hilang. Tetapi jika testes makin besar, bahkan bertambah besar, berarti kastrasi itu gagal.

b. Kastrasi terbuka
Kastrasi terbuka adalah kastrasi yang dilakukan dengan pembedahan untuk mengeluarkan testes yang kemudian dipotong.

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan kastrasi terbuka adalah pisau, scapel atau silet, spiritus atau alkohol, kapas, pinset, gunting, jarum, benang, ember, air sabun, alat suntik.

Selain peralatan, juga diperlukan obat-obatan saat melakukan kastrasi terbua, diantaranya adalah obat antibiotika, tepung sulfanilamide, yodium atau obat merah,

Pelaksanaan kastrasi
Dalam pelaksanaan kastrasi harus dibantu oleh seorang rekan untuk memegangi kedua kaki belakang dan depan yang kuat dalam posisi menghadap ke atas.

    Kantong buah pelir dicuci bersih, bagian yang akan diiris diolesi alkohol. Jika memungkinkan dapat dilakukan pembiusan lokal agar kambing tenang dan tidak merasa sakit.
    Pengirisan dilakukan dengan mengiris scrontum, tepat pada tempat testes berada. Pengirisan sebaiknya dilakukan satu per satu, yang sebelah kiri atau sebelah kanan dahulu. Irisan jangan terlalu panjang, tetapi sekedar cukup untuk mengeluarkan testes saja.
    Setelah scrontum terbuka, testes dikeluarkan, pembuluh darah dan saluran sperma yang menuju ke testes diikat dengan benang agar tidak terjadi perdarahan yang berlebihan. Kemudian dilakukan pemotongan tepat di bawah bagian yang diikat dengan benang untuk memisahkan testes dari scrontum.
    Selanjutnya dilakukan penjahitan pada scrontum yang diiris tadi yang sebelumnya diolesi obat antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi.
    Kemudian dilakukan untuk mengeluarkan testes yang sebelah lagi, dengan urutan pekerjaan seperti pengeluaran testes yang pertama.
    Setelah operasi pada kedua belah scrontum itu selesai, luka bekas jahitan diolesi dengan vaselin untuk menghindari agar tidak ada kerumunan lalat.

Operasi ini merupakan cara kastrasi paling efektif, karena kedua testes kambing yang dikastrasi langsung diambil. Dengan cara demikian tidak ada kemungkinan kambing akan memproduksi sperma. Untuk melakukan kastrasi cara ini memerlukan keahlian khusus. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati dapat menyebabkan infeksi yang mengakibatkan kematian kambing yang dikastrasi.

3. Konsentrat Ternak Kambing Penggemukan
Konsentrat atau makanan pada usaha ternak kambing penggemukan sangat mendukung untuk mempercepat pertambahan berat badan, selain pemberian makanan yang berupa hijauan pakan.

Untuk kambing dewasa yang digemukkan, rata-rata membutuhkan hijauan pakan 10 kg dan makanan penguat 0,5-1,0 kg. Makanan penguat diberikan dalam bentuk bubur atau diaduk dengan air panas dan diberikan pada pagi atau sore hari.

Untuk kambing yang digemukkan secara semi intensif atau digembalakan, sebaiknya makanan penguat diberikan sekali dalam jumlah 0,50 kg/ekor per hari. Sedangkan untuk kambing yang digemukkan intensif atau dikandangkan, hijauan pakan yang diberikan tidak terbatas dan makanan penguat diberikan adalah 1 kg/ekor per hari. Pemberian dilakukan 2 kali dengan jatah 0,5 kg pada pagi dan sore hari.

4. Ekstrak Hipofisa Untuk Usaha Ternak Kambing Penggemukan
Kelenjar hipofisa merupakan suatu kelenjar endokrin yang sangat penting untuk setiap fungsi tubuh, terutama sebagai cumber hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak.
Kelenjar hipofisa mengatur hampir seluruh mekanisme biologis yang terdapat dalam tubuh dan mekanisme yang dapat menyelamatkan keturunan spesies makhluk hidup. Karena fungsinya yang sangat vital bagi tubuh, maka kelenjar hipofisa ini terletak sangat terlindung.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa yang utama dan paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan adalah Somatotropic hormone (STH). Hormon ini sangat esensial dalam setiap fungsi tubuh, karena dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.

Pada ternak sapi, STH merupakan hormon hipofisa yang paling kompleks karena mempunyai 396 asam amino di dalam struktur rantai cabangnya. STH pada semua spesies mamalia terdiri atas polipeptida dengan berat molekul 21.500 dan memiliki konsentrasi 5-15 mg per kelenjar.

Hormon tersebut, dapat digunakan pada ternak melalui penyuntikan dalam bentuk ekstrak hipofisa. Ekstrak hipofisa sapi telah banyak digunakan pada ternak percobaan dan telah memberikan hasil yang positif.

Penggunaan ekstrak hipofisa sapi untuk memacu pertumbuhan ternak memiliki hasil yang lebih baik daripada penggunaan hormon sintetis. Selain harganya relatif murah, penggunaan ekstrak hipofisa sapi jarang menimbulkan dampak negatif. Hal ini disebabkan oleh sifat biologis hormon hipofisa yang berbeda dengan hormon hipofisa sintetis. Ekstrak hipofisa sapi sangat potensial, apalagi di Indonesia cukup banyak Rumah Potong Hewan (RPH).

a. Proses pembuatan Ekstrak Hipofisa
Untuk membuat ekstrak hipofisa sapi diperlukan alat-alat pembantu, seperti: tabung reaksi, pinset, gelas ukur, skalpel, centrifuge, beaker glass, spuit 1 ml, 3 ml, dan 5m1, juga termos es, alkohol, serta kapas. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah: hipofisa sapi yang segar dan aquadest yang steril.

Sistematik pembuatan ekstrak hipofisa, antara lain:

    Hipofisa segar yang baru diperoleh dari sapi dewasa secepatnya dimasukkan dalam termos yang berisis es.
    Kelenjar hipofisa sapi segera dihancurkan dan dilarutkan dengan 10 ml aquadest steril.
    Larutan kelenjar hipofisa sapi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm selama 10 menit sehingga berbentuk endapan putih.
    Cairan bening di atas endapan putih adalah supermetan atau ekstrak hipofisa yang dimaksud.

b. Penyuntikan ekstrak hipofisa
Untuk kambing jantan yang digemukkan, penyuntikan ekstrak hipofisa diberikan dengan dosis 3 ml/ekor. Adapun keuntungan yang diperoleh:

    Meningkatkan rataan pertambahan berah badan.
    Konsumsi makanan dan efisiensi penggunaan makanan.

Ekstrak hipofisa untuk tujuan penggemukan kambing sangat besar manfaatnya. Ekstrak hipofisa sapi mengandung hormon pertumbuhan yang berperan dalam memacu metabolisme protein, lemak, karbohidrat dan proses pertumbuhan tulang yang membutuhkan suplai bahan makanan yang lebih tinggi.

Hormon pertumbuhan (STH) juga dapat meningkatkan laju sintesis protein dalam tubuh ternak serta menurunkan kecepatan penggunaan karbohidrat untuk energi. Peningkatan kecepatan sintesis protein ini akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan makanan.

0 komentar:

Template by : lathif99.blogspot.com
newport beach houses, newport beach house, makeityourring, Stop korupsi dan suap di Indonesia, perlunya web komunitas event organizer