PERSIAPAN SEBELUM BETERNAK SAPI PERAH
Sebelum memulai beternak sapi perah, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang. Persiapan dan perhitungan ini sangat menentukan keberhasilan peternakan. Paling tidak, ada tiga hal yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan yaitu : lahan untuk kandang dan tempat memnanam rumput, ketersediaan air dan keberadaaan bibit sapi perah.
A. PERSIAPAN LAHAN
1. Lahan Untuk Kandang
Lahan yang dibutuhkan untuk kandang berdasarkan keadaan sapi perah terbagi atas 3 yaitu sebagai berikut :
-. Kandang seekor sapi masa produksi membutuhkan lahan seluas 380 x 140 cm = 5,32 m². luas lahan ini sekaligus termasuk selokan, jalan kandang dan tempat pakan.
-. Kandang sapi dara siap bunting sampai bunting membutuhkan lahan 12 x 20 m = 240 m²/ 10 ekor. Dalm hal ini, sapi-sapi dara dilepaskan secara berkelompok.
-. Kandang seekor sapi pedet membutuhkan lahan seluas 150 x 120 cm =1,8 m²
Usaha
peternakan sapi perah sangat tergantung pada ketersediaan pakan hijaun.
Pakan berupa hijauan ini bisa diperoleh dari lahan pertanian dan hasil
budidaya atau penananaman secara khusus. Agar peternak memiliki
persediaan hijauan, keberadaan lahan untuk penanaman rumput mutlak
diperlukan. Lahan untuk kebutuhan ini disesuaikan dengan jumlah sapi
perah yang dipelihara. Menurut pengalaman, lahan seluas 1 ha bisa
memenuhi kebutuhan hijauan sekitar 10-14 ekor sapi dewasa selama 1
tahun.
B. KETRSEDIAAN AIR
Air mutlak
diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Hal ini disebabkan susu
yang dihasilkan 87% berupa air dan sisanya berupa bahan kering.
Disamping itu, untuk mendapatkan 1 litter susu, seekor sapi perah membutuhkan 3-4 litter air minum.
Untuk menghasilkan susu yang sebgaian besar berupa air tersebut,
keberadaan atau ketersediaan air dilingkungan sekitar lokasi peternakan
harus diperhitungkan. Dengan perhitungan yang matang, peternak
diharapkan tidak mendapat kesulitan di belakang hari.
Dalam
peternkan ini, air digunakan tidak hanya untuk minum sapi namun juga
digunakan untuk memnadikan sapid an membersihkan kandang. Khusus untuk
minum, sebaiknya sapi diberikan minum secara adlibitum atau tidak
terbatas jumlahnya (sekenyangnya).
C. BIBIT
Bibit sapi
perah yang akan dipelihara sangat menentukan keberhasilan usaha ini.
Hal ini juga seperti yang terjadi pada rekan saya yaitu bpk. Atta yang
bergerak dalam usaha sapi perah yang pernah mengalami kerugian akibat
sapi bibit yang dibelinya ternyata merupakan sapi yang freemartin (sapi
betina namun memiliki sifat sapi jantan -> tidak bisa bunting). Oleh
karena itu maka pemilihan bibit harus dipikirkan dan dan dilakukan
dengan cermat dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Genetic atau keturunan
Bibit sapi
perah harus berasal dari induuk yang produktivitasnya tinggi dan
pejantan yang unggul. Hal ini disebabkan sifat unggul kedua induk akan
menurun kepada anaknya. Akan lebih baik lagi jika bibit tersebut berasal
dari induk yang produktifitasnya tinggi yang dikawinkan dengan pejantan
unggul.
2. Bentuk ambing
Bentuk
ambing pada sapi perah dapat menentukan kuantitas dan kualitas susu yang
akan dihasilkan. Ambing yang baik adalah ambing yang besar, pertautan
antara otot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta putting normal
(tidak lebih dari 4)
3. Eksterior atau Penampilan
Secara
keseluruhan, sosok bibit sapi perah harus proporsional, tidak kurus dan
tidak terlalu gemuk, kaki berdiri tegak dan jarak antara kaki kanan dan
kai kiri cukup lebar (baik kai depan maupun belakang), serta bulu
mengkilat. Perlu diketahui, besar tubuh tidak menentukan kauntitas atau
jumlah susu yang dihasilkan serta tidak menentukan ketahaan terhadap
penyakit.
4. Umur Bibit
Umur bibit
sapi perah betina yang ideal adalh 1,5 tahun dengan bobot sekitar 300
kg. sementara itu, umur pejantan 2 tahun dengan bobot badan sekitar 350
kg.
0 komentar:
Posting Komentar